MELAHIRKAN GURU KOMPETEN, MENCETAK LULUSAN UNGGUL; CERITA DARI PELATIHAN WELDING INSPECTOR BASIC

Banyumas Juli 2025– Suasana bengkel praktik di SMK Negeri 2 Banyumas pada awal Juli 2025 berbeda dari biasanya. Bukan siswa yang sibuk mengelas, melainkan puluhan guru SMK yang tekun memegang peralatan inspeksi, memeriksa hasil las, hingga mencatat temuan pada lembar laporan. Mereka tengah mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Skema Welding Inspector Basic, program pengabdian masyarakat dari dosen Fakultas Vokasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Menurut Arif Marwanto, M.Pd., Ketua Tim Pengabdian, kegiatan ini berangkat dari kebutuhan nyata di lapangan. “Guru SMK sering kali terbentur keterbatasan waktu dan kesempatan untuk meng-upgrade kompetensinya. Padahal industri menuntut keterampilan baru, salah satunya kemampuan sebagai Welding Inspector,” jelasnya. Profesi Welding Inspector sangat vital dalam dunia manufaktur dan konstruksi. Mereka bertugas memastikan hasil pengelasan sesuai standar mutu dan aman digunakan. Tanpa pengawasan yang ketat, cacat las bisa berakibat fatal pada kekuatan dan keselamatan struktur. Dengan kompetensi ini, guru SMK tidak hanya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga menyiapkan siswa agar lebih siap menghadapi kebutuhan industri.

Kegiatan yang digelar pada 30 Juni – 2 Juli 2025 ini diikuti 27 peserta (22 guru SMK dan 5 dosen PTS). Metodenya variatif: ceramah, diskusi, simulasi, dan praktik langsung. Materi mencakup: 1) Dasar pengelasan: SKKNI, K3, metalurgi las, prosedur kerja., 2) Pemeriksaan visual: mendeteksi cacat permukaan seperti retak, porositas, hingga undercut. 3) Uji cairan penetrant: teknik mendeteksi retakan halus yang tidak kasat mata. 4) Pelaporan hasil inspeksi: keterampilan menyusun laporan standar seorang Welding Inspector.

Sebelum pelatihan, sebagian besar peserta mengaku belum memahami prosedur welding inspection secara lengkap. Namun setelah empat hari penuh belajar dan praktik, hasilnya luar biasa: 100% peserta mampu menguasai kompetensi dasar Welding Inspector. “Awalnya kami hanya paham cara mengelas, tapi tidak tahu cara memeriksa kualitasnya. Setelah pelatihan ini, kami jadi lebih percaya diri untuk mengajarkannya ke siswa,” ungkap salah satu guru peserta.

 Hasil pelatihan ini bukan hanya menambah keterampilan guru, tetapi juga berdampak langsung pada pembelajaran di sekolah. Guru kini dapat mengintegrasikan prosedur inspeksi ke dalam kurikulum, sehingga siswa tidak hanya belajar mengelas, tetapi juga memahami standar mutu industri. Ke depan, tim pengabdi merekomendasikan: 1)Pelatihan rutin, agar kompetensi guru selalu terbarui. 2)Kerja sama dengan industri, untuk memberikan pengalaman praktik nyata. 3)Pembaruan kurikulum, agar pembelajaran di SMK selaras dengan kebutuhan industri global.

Program ini sejalan dengan misi pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 4 tentang Pendidikan Berkualitas. Dengan meningkatkan kompetensi guru, kualitas pembelajaran vokasi akan semakin kuat, sehingga lulusan SMK siap bersaing di dunia kerja maupun melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. “Guru adalah ujung tombak pendidikan. Jika gurunya kompeten, maka siswa pun akan lebih siap menghadapi tantangan industri,” tegas Arif Marwanto. Pelatihan Welding Inspector Basic ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara perguruan tinggi, sekolah, dan industri adalah kunci mencetak generasi vokasi unggul yang berdaya saing global. [AM]